Setelah
al Mutawakkil dari dinasti Abbasiyah terbunuh dalam tragedi pemberontakan dan
kudeta berdarah, al Muntashir –yang telah memimpin pemberontakan terhadap
ayahnya sendiri itu pun- memegang tampuk kekhalifahan. Pemerintahannya ini
diterima oleh masyarakat luas dengan kebahagiaan yang meluap.
Setelah
berhasil memegang tampuk kekuasaan itu, ia melakukan banyak kebaikan kepada
Bani Ali. Di antaranya adalah berikut ini:
a. Membatalkan pelarangan berziarah kepada Imam Husain as, pelopor kemuliaan ummat manusia itu, dan tindakannya ini mendapatkan pujian dan ucapan terima kasih yang tak terhingga. Ayahnya telah memberlakukan pelarangan untuk menziarahi cucu Rasulullah saw ini dan menentukan hukuman-hukuman yang sangat berat bagi orang-orang yang berani menziarahinya.
b. Mengembalikan tanah Fadak kepada Bani Ali as.
c. Mengembalikan wakaf-wakaf Bani Ali as yang telah disita oleh pemerintah kepada mereka.
d. Menurunkan gubernur Madinah, Shâlih bin Ali yang telah berbuat jahat terhadap Bani Ali as dari kedudukannya. Sebagai gantinya, ia menunjuk Ali bin Hasan sebagai gubernur Madinah dan ia berwasiat kepadanya supaya bertindak baik terhadap Bani Ali as.
Para
penyair pun berterima kasih kepada al Muntashir atas segala karunia dan
kebaikan yang telah ia lakukan terhadap Bani Ali as tersebut. Salah-satunya
adalah penyair yang bernama Yazid bin Muhammad al Mihlabî, yang bersenandung:
“Engkau telah berbuat baik kepada Bani Abu Thalib
setelah
mereka mendapat cercaan
dan
perlakukan jahat sekian lama.
Engkau
kembalikan kecintaan kepada Bani Hâsyim
dan
kau anggap sebagai saudara
setelah
dimusuhi sekian lama.
Engkau
tentramkan kehidupan mereka
dan
berbuat derma atas mereka
sehingga
mereka lupa sakit hati
sekian
lama. Seandainya para leluhur
melihat
engkau telah berbuat derma kepada mereka,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar