Label

Sabtu, 07 November 2015

Aku adalah Perumpamaan



Puisi-puisi Sulaiman Djaya


AKU ADALAH PERUMPAMAAN

Di sunyi arus, aku adalah seorang piatu:
seorang peziarah yang bersujud
di hadapan maut.

Dan bayangkan matahari
mengembun sepi
di rambutmu.

Seperti pagi
yang senantiasa bertamu
di sepasang matamu yang liris itu.

Aku adalah udara
yang selalu singgah
di jendela kamarmu.

Kadang aku pun terjaga
ketika hujan menghantam
pintu dan halaman.

Aku adalah lembab
yang mencari kehangatan
pada sebohlam lampu

di kamar tidurmu.
Persis ketika kamu
tak sedikit pun sempat memikirkanku.

(2015) 


DO’A MALAM

Kusimak suara-suara jangkerik 
menyanyikan angin 
setelah gerimis berhenti 
di ujung hari. 

Kubuka tirai September-ku 
saat dua mataku memandang 
bintang-bintang nun jauh. 

Di antara keremangan 
dan sisa senja 
yang kini tersembunyi 
kutahu takkan pernah lengkap 

apa yang tetap tak tersingkap 
duh Tuhanku. 
Di kedalaman tiada, 

diri pun hilang 
duh Tuhanku 
serupa hampa rongga-rongga 
tubuh sang malam. 

Aku memandang 
lampu-lampu yang menerangi jalan 
sama sepinya 

dengan puisi 
yang lahir dari nestapa jaman. 
Dan sepi di dalam diri 
seperti sungai di bawah langit. 

(2015)


Sumber: Indo Pos, 08 November 2015