Label

Rabu, 06 Agustus 2014

Puisi Safinah an Najah Karya Imam Syafi'i




Ketika kulihat telah lewat pada manusia
berbagai mazhab yang mengarungi
lautan kesesatan dan kejahilan,
dengan nama Allah, maka kunaiki perahu
yang dapat menyelamatkan.

Mereka adalah ahlul bayt al Musthafa
penutup para rasul, aku berpegang
teguh kepada tali Allah,
kepada kepemimpinan mereka
seperti telah diperintahkan kepada kita
untuk berpegang teguh kepada tali Allah.

Ketika ummat terpecah menjadi tujuh puluh firqah
melebihi apa yang dijelaskan dalil naqli
tidak ada yang selamat dari kelompok-kelompok itu
kecuali satu firqah.

Katakanlah kepadaku
kelompok yang menjadi harapan itu
apakah keluarga Muhammad (ahlul bayt)
yang akan hancur?
Atau dalam kelompok yang berlepas diri
dari mereka. Katakanlah kepadaku.
Jika kamu berkata,
“Dalam kelompok yang akan hancur,”
maka kamu tidak berlaku adil
karena pemimpin kaum berasal
dari mereka.
Aku rela dengan mereka,
keselamatanku tidak akan hilang
di bawah perlindungan mereka.
Aku rela mengangkat Ali dan keturunannya
sebagai Imam, dan kamu
berada dalam kelompok yang akan celaka.

Terjemahan bebas Safinah an Najah adalah Bahtera Penyelamat, yang merupakan kiasannya Bahtera Nabi Nuh yang telah menyelamatkan ummat yang bersama Nabi Nuh dan tidak menyelamatkan orang-orang yang menentang Nabi Nuh. Puisi ini dimaksudkan sebagai ikrar dan bai’at Imam Syafi’i kepada imamah 12 Imam Islam atau 12 Imam Ahlulbait. Penamaan Safinah an Najah ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad Saw yang berbunyi: “Perumpamaan ahli bait-ku, seperti perahu Nabi Nuh As. Barang siapa yang berada di atasnya ia akan selamat, dan yang meninggalkannya akan tenggelam.” (H.R. Thabrani).

Hadits-hadits lain yang meniscayakan kita untuk berbai’at kepada 12 Imam Islam ini antara lain adalah: “Aku meninggalkan kalian yang apabila kalian pegang teguh tidak akan tersesat. Kitab Allah, dan keturunanku.” (H.R. Turmudzi). “Umatku yang pertama kali aku beri pertolongan (Syafa’at) kelak di hari Kiamat, adalah yang mencintai Ahli bait-ku.” (H.R. al-Dailami). “Didiklah anak-anak kalian atas tiga hal. Mencintai Nabi kalian. Mencintai Ahli bait-ku. Membaca al-Qur’an. (Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mardaweih, dan at-Thabrani dalam kitab tafsir-nya). Ketika turun ayat: “Katakanlah wahai Muhammad, Aku tidak meminta balasan apapun dari kalian kecuali mencintai kerabat.” Kemudian Ibnu Abbas ra bertanya pada Rasulullah: Wahai Rasulullah, siapakah yang dimaksud dengan kerabat yang wajib kami cintai? Rasulullah SAW menjawab: Ali, Fatimah, dan anak keturunannya. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar