Tempat Tinggal
–Kepada
Theodore Fraenkel
di
regang tangan si mati,
di ingatan si gila,
di kesedihan anak kecil,
di tangan yang mencari cawan,
di cawan tak terjangkau,
di kehausan senantiasa.
di ingatan si gila,
di kesedihan anak kecil,
di tangan yang mencari cawan,
di cawan tak terjangkau,
di kehausan senantiasa.
Lupa
di
tepi lain malam
cinta adalah mungkin
cinta adalah mungkin
–
bawalah aku –
bawalah
aku di antara lalu lalang hal-ihwal
yang mati setiap saat di ingatanmu
yang mati setiap saat di ingatanmu
Pencinta
kalut
muram hidup ini
lelucon samar hidup ini
menyeretmu Alejandra, jangan kau ingkari.
lelucon samar hidup ini
menyeretmu Alejandra, jangan kau ingkari.
ini
hari kau pandangi diri di cermin
dan pilu - kau sendiri
cahaya meraung udara bernyanyi
tapi kekasihmu tak kembali
dan pilu - kau sendiri
cahaya meraung udara bernyanyi
tapi kekasihmu tak kembali
akan
kau kirim pesan lalu tersenyum
berkibaran tanganmu begitulah ia kembali
pencintamu duhai tercinta
berkibaran tanganmu begitulah ia kembali
pencintamu duhai tercinta
kau
dengar peluit tergila yang mencurinya
kapal bercambang buih
di mana telah tumpas tawa
kau kenangkan pelukan terakhir
oh, tiada derita
kapal bercambang buih
di mana telah tumpas tawa
kau kenangkan pelukan terakhir
oh, tiada derita
tertawalah
di selampai menangislah dengan gelak
tapi tutuplah pintu wajahmu
agar kemudian tak diucapkan
pencinta itu adalah engkau
tapi tutuplah pintu wajahmu
agar kemudian tak diucapkan
pencinta itu adalah engkau
siang
menghantuimu
malam mendakwamu
menderamu hidup betapa betapa
malam mendakwamu
menderamu hidup betapa betapa
yang
putus asa, hendak ke mana?
yang putus asa, itu saja!
yang putus asa, itu saja!
Kesunyian
kesunyian
bukanlah ketidakmampuan mengucapkannya
karena tak bisa dilingkari
karena tak bisa dinamai
karena bukanlah sinonim sebuah lanskap
kesunyian adalah melodi patah dari kalimatku
karena tak bisa dilingkari
karena tak bisa dinamai
karena bukanlah sinonim sebuah lanskap
kesunyian adalah melodi patah dari kalimatku
Kepolosan
Terakhir
Pergi
jiwa dan raga
pergi
jiwa dan raga
pergi
Pergi
terlepas dari tatapan
batu-batu penindas
yang tidur di tenggorokan
terlepas dari tatapan
batu-batu penindas
yang tidur di tenggorokan
Aku
harus pergi
tiada lagi inersia di bawah matahari
tiada lagi darah yang beku
tiada lagi berjejer untuk mati
tiada lagi inersia di bawah matahari
tiada lagi darah yang beku
tiada lagi berjejer untuk mati
Aku
harus pergi
Tapi terjanglah, pengembara!
Tapi terjanglah, pengembara!
Keheningan
kematian
selalu menguntit
kudengar desirnya
hanya terdengar lenguhku
kudengar desirnya
hanya terdengar lenguhku
Di Hari Ulang
Tahunmu
terimalah
wajah ini yang sungguh milikmu,
bisu, memelas
terimalah cinta ini yang kupinta darimu.
Terimalah apa di diriku yang adalah engkau.
bisu, memelas
terimalah cinta ini yang kupinta darimu.
Terimalah apa di diriku yang adalah engkau.
Syair Kecil di
Dalam Prosa
matahari
telah tertutup, telah tertutup makna matahari,
telah bersinar makna ketertutupannya.
telah bersinar makna ketertutupannya.
akan
hadir sebuah hari di mana puisi diciptakan tanpa
bahasa, hari di mana diundang hasrat-hasrat besar
dan kecil yang tertebar di dalam syair, semerta
terhimpun di dua mata, yang sama begitu
kupuja dalam gelora ketidakhadiran dari halaman
putih.
bahasa, hari di mana diundang hasrat-hasrat besar
dan kecil yang tertebar di dalam syair, semerta
terhimpun di dua mata, yang sama begitu
kupuja dalam gelora ketidakhadiran dari halaman
putih.
Pohon Diana
1
Aku melesat dari diri menuju fajar.
Meninggalkan tubuhku bersanding cahaya
dan menyanyikan duka dari apa yang terlahir.
Aku melesat dari diri menuju fajar.
Meninggalkan tubuhku bersanding cahaya
dan menyanyikan duka dari apa yang terlahir.
2.
Inilah versi yang diajukan kepada kita:
sebuah lubang, sehampar tembok yang
gemetar…
Inilah versi yang diajukan kepada kita:
sebuah lubang, sehampar tembok yang
gemetar…
3.
hanya dahaga
kesunyian
tiada perjumpaan
hanya dahaga
kesunyian
tiada perjumpaan
jagalah
diri dariku sayangku
jagalah diri dari perempuan sunyi di gurun
dari kelana dengan gelas kosong
dan bayang dari bayangnya
jagalah diri dari perempuan sunyi di gurun
dari kelana dengan gelas kosong
dan bayang dari bayangnya
4.
Kepada Aurora dan Julio Cortazar
Kepada Aurora dan Julio Cortazar
Tapi:
Siapa lagi akan benamkan tanganya untuk mencari
upeti bagi si kecil terlupa. Dingin akan menebus
Akan menebus angin. Hujan akan menebus
Akan menebus prahara.
Siapa lagi akan benamkan tanganya untuk mencari
upeti bagi si kecil terlupa. Dingin akan menebus
Akan menebus angin. Hujan akan menebus
Akan menebus prahara.
5.
untuk semenit hidup yang singkat
setunggal mata terbuka
semenit untuk menyaksikan
bunga-bunga mungil di otak
menari serupa kata di mulut si bisu
untuk semenit hidup yang singkat
setunggal mata terbuka
semenit untuk menyaksikan
bunga-bunga mungil di otak
menari serupa kata di mulut si bisu
6.
ia telanjangi diri di surga
ingatannya
ia tak tahu takdir keji
pandangannya
ia takut bila tak tahu mengucapkan
yang tak ada
ia telanjangi diri di surga
ingatannya
ia tak tahu takdir keji
pandangannya
ia takut bila tak tahu mengucapkan
yang tak ada
7.
ia menerjang dengan baju beriap api
dari bintang ke bintang
dari bayang ke bayang
tewas oleh kematian berjarak
yang kepada angin mencinta.
ia menerjang dengan baju beriap api
dari bintang ke bintang
dari bayang ke bayang
tewas oleh kematian berjarak
yang kepada angin mencinta.
(Diambil
dari Buku kumpulan puisi Luka Tunggal Sang Pencinta terjemahan Mar Hernandez)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar