Oleh
Allamah
Muhammad Iqbal
Demi
nikmat penyatuan dan pelepasan, kehidupan membangun semesta raya ini dan dari
desah nafasnya tercipta rumah keajaiban dari siang dan malam.
Masing-masing
bertebaran menerpa gairah dan cinta diri untuk berekspresi sambil berteriak
lantang: “Aku berbeda dengan engkau.”
Maka
bulan dan bintang-gemintang belajar terbang menari, ratusan lampu-lampu
dinyalakan di angkasa: matahari menggantung di langit biru membentang kubah
emasnya dengan tali-tali berwarna perak, di ujung timur fajar pertama pecah dan
dari dunia yang baru lahir ia mengangkat tabir
Tapi
manusia bumi masih terpencil, sepi dan sunyi.
Belum
ada kafilah melintasi padang pasirnya, sungai-sungai belum bergelut menelikung
bebukitan, belum ada awan gemawan menjatuhkan tetesan di dedaunan, tiada
burung-burung bercerecau di dahan-dahan, dan tiada pula rusa-rusa mungil
melompat di sesemakan.
Bumi
yang belum rata layaknya asap yang menggunpal-gumpal, belum lagi menyalakan
laut dan darahnya dengan kehidupan. Rerumputan tertidur di dasar lelap, belum
tersentuh angin musim dingin.
Langit
mencerca bumi: “Belum pernah aku lihat makhluk seburuk engkau, terpejam buta
dalam jangkauanku: tanpa lampuku, darimana engkau peroleh terangmu? Engkau
dapat tumbuh setinggi puncak Alvand, tapi ia sebenarnya tidak pijar ataupun
tumbuh. Sekarang pilihlah perempuan sundal yang akan meremasmu atau matilah
dalam kehinaan.”
Umpatan
ini membuat bumi berduka, bermuram durja diliputi kesedihan dan menerawang
Tuhan demi menyirami kehidupannya yang kotor dan tiba-tiba dari balik tabir
langit suara menyahut: “Andaikan engkau tahu pusakamu yang tak ternilai
harganya, engkau mungkin tidak akan bersedih. Karena apabila engkau memandang
jiwamu engkau akan menemukan hayat yang menggelegak siap menerangi hari-harimu
dan tidak perlu lagi cahaya dari luar
Apa
yang membuat hari benderang? Matahari bundar yang ternoda!
Dari
hayat yang tidak ternoda cahayamu akan terbit. Cahaya ini akan menuju angkasa
raya melaju lebih cepat ketimbang cahaya bulan dan matahari.
Sudahkah
engkau hapuskan sketsa harapan dari kanvas jiwamu? Dari debu-debu kegelapanmu
sendiri cahaya akan bersinar.
Pengetahuan
manusia akan mendesak menguasai angkasa, cintanya akan mengaku Yang Tak
Terhingga.
Dengan
mata yang lebih terjaga ketimbang milik jibril, ia akan menemukan jalan meski
tanpa bimbingan.
Terbentuk
dari lempung, manusia akan membumbung seperti malaikat hingga langit menjadi
kedai minuman tua di pinggir jalan-jalan yang ditempuhnya.
Kubah-kubah
langit kan ditembusnya bagai jarum menusuk sutra.
Dan
ia akan mencuci kehidupan dari segala nodanya.
Tatapan
matanya akan membuat suram kabut bumi cerah berseri.
Meski
hanya sedikit berdoa dan banyak menumpahkan darah, namun dia tetap melaju
selamanya.
Dari
semesta ia akan belajar memahami sifat-sifat sang wujud, “Siapa yang tenggelam
dalam pesona kecantikan Tuhan, maka ia akan menjadi raja segenap makhluk
ciptaan."
Engkau
pendar cahaya abadi
dan
kami hanyalah kerlip nyala yang sesaat dipinjamkan.
Oh
Engkau yang tidak memisahkan kehidupan dari kematian,
bagaimana
bisa manusia ingkar padaMu?
Satu-satunya yang menggenggam angkasa tapi merasa gulana,
tak terpuaskan oleh yang terlena
dan jiwa jiwa yang terjaga.
Satu-satunya yang menggenggam angkasa tapi merasa gulana,
tak terpuaskan oleh yang terlena
dan jiwa jiwa yang terjaga.
Berkahi
aku kehidupan surgawi, oh Tuhan!
Bentangkan masa-ku kepada keabadian.
Ajari aku mengendalikan ucapanku.
Anugerahi aku segenap kekuatan untuk melintas jalan
Bentangkan masa-ku kepada keabadian.
Ajari aku mengendalikan ucapanku.
Anugerahi aku segenap kekuatan untuk melintas jalan
yang
telentang di depan.
Aku bersenandung tentang dunia lain,
Aku bersenandung tentang dunia lain,
surga
tempat datangnya Kitab ini.
Aku
samudera tapi siapakah yang akan menyelam
ke
dasarnya? Hanya debur ombak berhamburan terlihat
oleh
para penghuni pantai pantaiku.
Aku
tak berharap kepada para orang tua,
aku
berkidung tentang hari-hari yang akan tiba,
tapi tolonglah kata-kata belia ini
agar mampu memahami dan meyelami kedalamanku
tapi tolonglah kata-kata belia ini
agar mampu memahami dan meyelami kedalamanku
dengan
gampang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar