Label

Kamis, 04 September 2014

Puisi Atheisme Yazid Bin Muawwiyah



Latar Belakang: Sebagaimana dicatat oleh para ulama Syi’ah dan Sunni, utamanya para ulama Sunni semisal Abu al Faraj ibn al Jauzi, Imam Ahmad bin Hanbal, Syekh Abdullah ibn Muhammad bin Amir al Syabrawi, dan oleh para ulama sejarawan, semisal al Khatib al Khawarizmi, paska dipenggalnya kepala Imam Hussain as Syahid di Karbala, Yazid pun merayakan gugur-nya keluarga Nabi Muhammad SAW di Karbala tersebut dengan berpesta pora sembari mendendangkan syair dan meminum arak dengan teman-temannya di istananya di Damaskus:

“Aliyah, kemari dan berdendang lah bersamaku
Engkau mengatakan bahwa aku tidak suka
Dengan bisikan-bisikan
Sesungguhnya cerita tentang hari kebangkitan kita
Adalah cerita-cerita dusta
Maka lupakanlah!

Wahai sahabat-sahabatku para peminum arak,
Bangkitlah dan dengarkanlah nyanyian para biduan
Reguklah cangkir dan botol arak kalian
Tinggalkanlah zikir kalian
Senandung hari raya telah menyibukkanku
Dari suara azan
Di dunia ini, aku telah mengganti para bidadari
Dengan nenek-nenek tua”.

Setelah mendendangkan syair ateis-nya itu, Yazid bin Muawwiyah pun mengolok-olok Imam Hussain as Syahid yang sudah wafat yang kepalanya diletakkan di meja istana Yazid tersebut dengan cara Yazid memukulkan tongkatnya ke gigi seri Imam Hussain as Syahid. Sebagian yang hadir pun menyadari kekejian dan ketidakmanusiawian Yazid dan menceritakan-nya secara diam-diam kepada para sejarawan dan kepada para ulama tentang peristiwa tersebut. Di dalam ruangan di mana Yazid menista cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW itu, hadir pula sejumlah keluarga Nabi Muhammad SAW yang dengan sendirinya adalah juga keluarga Ali Karramallahu Wajhah yang ditawan dan dibawa ke istana Yazid atas perintah Yazid, termasuk Imam Ali Zainal Abidin bin Hussain bin Ali. 

 (Ilustrasi: Yazid bin Muawwiyah, Pemimpin Sufyani dan Kaum Wahabi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar