Latar Belakang:
Sebagaimana dicatat oleh para ulama Syi’ah dan Sunni, utamanya para ulama Sunni
semisal Abu al Faraj ibn al Jauzi, Imam Ahmad bin Hanbal, Syekh Abdullah ibn
Muhammad bin Amir al Syabrawi, dan oleh para ulama sejarawan, semisal al Khatib
al Khawarizmi, paska dipenggalnya kepala Imam Hussain as Syahid di Karbala,
Yazid pun merayakan gugur-nya keluarga Nabi Muhammad SAW di Karbala tersebut
dengan berpesta pora sembari mendendangkan syair dan meminum arak dengan
teman-temannya di istananya di Damaskus:
“Aliyah, kemari dan
berdendang lah bersamaku
Engkau mengatakan bahwa aku tidak suka
Dengan bisikan-bisikan
Sesungguhnya cerita tentang hari kebangkitan kita
Adalah cerita-cerita dusta
Maka lupakanlah!
Engkau mengatakan bahwa aku tidak suka
Dengan bisikan-bisikan
Sesungguhnya cerita tentang hari kebangkitan kita
Adalah cerita-cerita dusta
Maka lupakanlah!
Wahai sahabat-sahabatku
para peminum arak,
Bangkitlah dan dengarkanlah nyanyian para biduan
Reguklah cangkir dan botol arak kalian
Tinggalkanlah zikir kalian
Senandung hari raya telah menyibukkanku
Dari suara azan
Di dunia ini, aku telah mengganti para bidadari
Dengan nenek-nenek tua”.
Bangkitlah dan dengarkanlah nyanyian para biduan
Reguklah cangkir dan botol arak kalian
Tinggalkanlah zikir kalian
Senandung hari raya telah menyibukkanku
Dari suara azan
Di dunia ini, aku telah mengganti para bidadari
Dengan nenek-nenek tua”.
Setelah mendendangkan
syair ateis-nya itu, Yazid bin Muawwiyah pun mengolok-olok Imam Hussain as
Syahid yang sudah wafat yang kepalanya diletakkan di meja istana Yazid tersebut
dengan cara Yazid memukulkan tongkatnya ke gigi seri Imam Hussain as Syahid.
Sebagian yang hadir pun menyadari kekejian dan ketidakmanusiawian Yazid dan
menceritakan-nya secara diam-diam kepada para sejarawan dan kepada para ulama
tentang peristiwa tersebut. Di dalam ruangan di mana Yazid menista cucu
kesayangan Nabi Muhammad SAW itu, hadir pula sejumlah keluarga Nabi Muhammad
SAW yang dengan sendirinya adalah juga keluarga Ali Karramallahu Wajhah yang
ditawan dan dibawa ke istana Yazid atas perintah Yazid, termasuk Imam Ali
Zainal Abidin bin Hussain bin Ali.
(Ilustrasi: Yazid bin Muawwiyah, Pemimpin Sufyani dan Kaum Wahabi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar