oleh Peter
Boyle*
“Enak jadi orang kaya di negeri ini”, demikian
ucapan seorang komedian Wanda Sykes, dalam Acara Malam bersama Jay Leno pada 24
September 2008 lalu. “Kita tidak membolehkan mereka berhenti jadi orang kaya.
Coba bayangkan. Rakyat yang kantungnya kempis menalangi orang-orang kaya.
Inilah yang saat ini sedang terjadi.”
Dan mereka menolak pengawasan. 700 Milyar
dolar AS dan bebas pengawasan! Bebas pengawasan? Kenapa harus begitu? Saya mau
bukti tanda terimanya, keparat! Apa maksudnya tanpa pengawasan? Karena…oh, kalian
menggunakan uang sebelumnya dengan sangat baik?"
Inilah kebusukan terbesar yang pernah ada.
Anda tahu? Ini tunjangan sosial buat orang-orang kaya....
Karena ini, setiap pembayar pajak akan dikenai
biaya 7000 dolar AS. Bayangkan, seseorang harus banting tulang melakukan dua
pekerjaan dan hanya memperoleh penghasilan 12.000 dolar AS per tahun dan ia
masih harus menyisihkannya agar segelintir orang di Wall Street bisa tetap
memiliki kolam renangnya! Bung, itu benar-benar busuk!
'PENIPUAN BERSEJARAH'
Malam itu, pemunculan Sykes mendahului pidato
Presiden AS George W. Bush di televisi, ketika ia menuntut Kongres untuk
menyetujui dana talangan (bailout) sebesar 700 Milyar AS atau
bila tidak harus menghadapi 'resesi yang berkepanjangan dan menyakitkan".
Bush memanggil para kandidat presiden Barack Obama dan John McCain untuk
menghadiri rapat darurat di Gedung Putih.
Kongres mendapat tekanan untuk menyetujui dana
talangan itu, tapi para politisi melaporkan bahwa anggota mereka semakin banyak
yang menolak dana talangan tersebut. Tidak heran, dalam jangka waktu lebih dari
2 tahun terakhir ini jutaan orang di AS kehilangan rumahnya dan pendapatannya
merosot, sementara keuntungan korporasi melambung tinggi. Setidaknya dalam 2
dekade, 1% penduduk terkaya di AS mendapat jatah terbesar dari pemasukan negeri
itu, sementara rata-rata tingkat pajak mereka turun ke titik terendah dalam
delapan-belas tahun terakhir atau lebih (Wall Street Journal, 23 Juli
2008).
Sebagaimana dijelaskan oleh penulis progresif
asal AS, Rick Wolf, dalam MR-zine:
"Pertumbuhan upah riil di AS telah
berhenti sejak tahun 70-an, namun kejiwaan dan kepribadian rakyat Amerika, yang
menjadi bulan-bulanan periklanan, tetap saja terikat oleh konsumsi yang semakin
meningkat. Untuk memungkinkan itu, para pekerja dengan upah minimum harus
mencari pinjaman agar dapat mencukupi konsumsi yang membumbung tinggi. Dalam 30
tahun terakhir, pinjaman telah melebihi upah, dan peningkatan utang konsumen
menimbulkan resiko dan ancaman baru. Bila politisi secara simultan menggunakan
pinjaman dari negara untuk menghindari pengenaan pajak bagi kaum kaya,
sementara menyediakan subsidi yang besar bagi korporasi dan menjalankan
peperangan yang tak berkesudahan, maka masalah utang pun menjamur.
Perusahaan-perusahaan finansial yang tak diregulasi dan agresif merebut
"kesempatan pasar" yang tercipta dengan menggunakan cara-cara yang
kompleks, tersembunyi, dan begitu membahayakan resikonya untuk mengambil
keuntungan besar dari gelembung utang sosial.
"Ekonomi yang berada di bawah tingkat
prima (sub-prima) menghasilkan upah sub-prima, peminjam sub-prima, kreditor
sub-prima dan regulasi pemerintahan yang sub-prima..."
Dilihat dari sudut pandang mayoritas luas
rakyat, elit korporasi yang sudah sewenang-wenang memperkaya diri sendiri
dengan mengorbankan mayoritas rakyat pekerja, kini - setelah tersandung akibat
berpesta-pora dalam spekulasi pasar finansial yang tak diregulasi -
mengemis-ngemis ke khalayak umum agar diberikan dana talangan sebesar $700
milyar dolar AS. Sesungguhnya itu dua kali lipat lebih besar. Tahun lalu, Wall
Street telah mendapatkan dana talangan sejumlah $900 milyar. Jadi apa yang kita
saksikan sekarang ini adalah dana talangan sebesar lebih dari satu setengah
trilyun untuk para korporasi.
Lalu siapa yang bisa bilang kalau ini akan
berhenti di sini? Partai Konservatif mengestimasikan jumlah utang buruk (bad
debt) dalam sistem keuangan AS sebesar $1-2 trilyun. Tapi bisa saja
lebih dari itu. Tidak seorang pun yang tahu, bahkan bank-bank tidak membuka
buku agar bisa diketahui oleh publik.
Proposal dana talangan dari administrasi milik
Bush pada dasarnya bertujuan agar publik terus membeli utang-utang yang buruk
dari bank-bank ini dengan harga yang telah ditinggikan. William Greider menulis
dalam Nation (September 19, 2008) edisi AS: “Jika Wall Street
bisa melakukan ini dengan leluasa, maka ini merupakan penipuan bersejarah
terhadap publik Amerika -- manis bagi para penjahatnya, derita dan kerusakan
berkepanjangan bagi para korbannya."
TERANTAI DENGAN PEREKONOMIAN AS
Bila publik di AS merasa diperas dan
dikelabui, mereka tidak sendirian.
Walden Bello, dalam tulisannya di Nation edisi
Manila pada 24 September 2008, mendapati adanya kegelisahan di Dunia Ketiga,
dimana krisis Wall Street saat ini seperti sebuah “pengulangan, hanya dalam
skala yang jauh lebih besar dibandingkan krisis keuangan Asia pada 1997, yang
sempat meruntuhkan ‘Macan Ekonomi’ Timur yang sedang panas-panasnya”.
Ketiadaan regulasi di Wall Street yang
mengejutkan itu telah mengembalikan memori buruk terhadap penghapusan kontrol
modal oleh pemerintahan di Asia Timur, yang dilakukan di bawah tekanan Dana
Moneter Internasional (International Monetary Fund - IMF) dan
Departemen Bendahara AS (US Treasury Department). Langkah ini
memicu tsunami kapital spekulatif yang melanda pasar Asia dan segera surut
setelah berjatuhannya harga-harga tanah dan saham yang sebelumnya menjulang
tinggi.
Pengajuan dana talangan yang sangat besar oleh
Sekretaris Bendahara, Paulson, kepada para raksasa Wall Street yang telah
tercoreng statusnya, mengingatkan orang di sini pada milyaran dolar dana yang
disodorkan oleh IMF setelah '97 dengan alasan untuk membantu mereka -- padahal
uang tersebut justru digunakan untuk menyelamatkan investor asing.
Bello menambahkan: “ Trilyunan dolar uang
publik dan swasta di Asia telah diinvestasikan dalam berbagai perusahaan dan
kepemilikan (property) di AS, dengan lima pemegang saham
terbesar dari Asia menguasai lebih dari setengah total investasi asing dalam
bentuk instrumen utang pemerintah AS. Dana dari Asia telah menjadi penyokong
utama pembelanjaan pemerintah AS dan konsumsi kelas-menengah yang telah
mengendalikan ekonomi Amerika. Dengan begitu banyaknya kekayaan Asia yang
bergantung pada kestabilan ekonomi AS, sepertinya tidak akan ada langkah
mendadak untuk meninggalkan sekuritas Wall Street dan surat berharga Bendahara
AS...
"Lebih jauh lagi, di Asia terdapat
kerelaan untuk menerima tak terhindarkannya lagi resesi yang mendalam di AS
berikut dampaknya yang sepertinya akan massif di Timur: Amerika Serikat adalah
tujuan ekspor utama Tiongkok, sementara Tiongkok mengimpor bahan baku dan bahan
setengah jadi dari Jepang, Korea dan Asia Tenggara untuk dibentuk menjadi
produk yang dikirimkan ke Amerika Serikat. Meskipun terdapat beberapa
pembicaraan beberapa bulan lalu tentang kemungkinan bahwa nasib ekonomi Asia
bisa 'dipisahkan' dari Amerika Serikat, kebanyakan pengamat kini melihat
ekonomi-ekonomi ini sebagai anggota suatu gerombolan berantai yang saling
terbelenggu satu sama lainnya, setidaknya dalam jangka pendek dan menengah."
TRILYUNAN
DOLAR DAPAT DIBELANJAKAN UNTUK KEBUTUHAN RIIL
Ratusan milyar dolar yang telah disia-siakan
dalam serangkaian dana talangan korporasi ini telah mengambil alih setidaknya
$750 milyar uang yang dibelanjakan AS dalam perang pendudukan Irak dan Afganistan.
Dan dalam waktu dekat pembelanjaan senjata secara global akan mencapai angka $3
trilyun.
Pada 24 September lalu, Wakil Presiden Kuba,
Jose Ramon Machado, dalam sesi ke-63 Sidang Umum PBB merinci sebuah program
untuk penggunaan alternatif bagi jumlah uang yang besar itu.
"Sementara satu trilyun dollar
dibelanjakan untuk persenjataan di dunia, lebih dari 850 juta manusia hidup
kelaparan; 1,1 milyar tak memiliki akses terhadap air minum; 2,6 milyar tidak
memiliki sistem sanitasi dan lebih dari 800 juta orang buta huruf.
Lebih dari 640 juta anak tidak mendapatkan
perumahan yang layak, 115 juta tidak mengikuti sekolah dasar dan 10 juta
meninggal sebelum usia 5 tahun, dalam kebanyakan kasus disebabkan oleh penyakit
yang dapat disembuhkan.”
Machado menambahkan: ”Formulanya tidak sulit
dan tidak membutuhkan pengorbanan besar. Yang kita butuhkan hanyalah niat
politik yang baik, tidak egois dan pemahaman obyektif bahwa bila kita tidak
segera bertindak hari ini juga, konsekuensinya adalah kehancuran total yang akan
dirasakan baik oleh yang kaya maupun yang miskin. Demi alasan inilah, sekali
lagi, Kuba menghimbau kepada pemerintahan negeri-negeri maju, atas nama
negeri-negeri Gerakan Non-Blok, untuk menghormati komitmennya; dan secara
khusus Kuba mendesak mereka untuk:
[1] Mengakhiri perang pendudukan dan
penjarahan sumber daya alam negeri-negeri Dunia Ketiga, serta menyisihkan
setidaknya sebagian dari dana perang mereka sebagai bantuan internasional untuk
mendukung pembangunan yang berkesinambungan.
[2] Menghapuskan utang luar negeri Negara-negara
berkembang karena itu telah dilunasi lebih dari sekali dan dengan begitu,
memberikan sumber daya tambahan yang bisa disalurkan untuk program pembangunan
ekonomi dan sosial.
[3] Menghormati komitmen untuk mengalokasikan
setidaknya 0,7% dari produk domestik bruto untuk Bantuan Pengembangan Resmi,
dengan tanpa syarat, agar negara-negara Selatan dapat mempergunakan sumber daya
tersebut untuk kebutuhan prioritas nasional dan ini juga memperbaiki akses
negeri-negeri miskin terhadap pendanaan segar yang jumlahnya substansial.
[4] Alokasikan seperempat uang yang tiap
tahunnya dihamburkan untuk iklan komersial produksi pangan; ini akan
menyisihkan tambahan dolar berjumlah hampir sebesar 250 milyar untuk memerangi
kelaparan dan kekurangan gizi.
[5] Alihkan uang yang digunakan oleh Utara
untuk subsidi pertanian, kepada pembangunan pertanian di Selatan. Dengan melakukan
ini, negeri-negeri kami akan memiliki sekitar satu milyar dolar per hari yang
tersedia untuk diinvestasikan dalam produksi pangan.
[6] Mematuhi komitmen Kyoto Protocol dan
rangkaian komitmen untuk pengurangan (gas rumah kaca) emisi yang diharapkan
dapat dimulai pada tahun 2012, tanpa menambah pelarangan bagi negara-negara,
yang bahkan sampai hari ini, telah menjaga level emisi per kapitanya jauh lebih
rendah dibandingkan yang ada di negara2 bagian Utara.
[7] Meningkatkan akses negeri dunia ketiga
terhadap teknologi dan membantu pelatihan sumber daya manusianya. Saat ini
begitu kontras keadaannya karena personil berkualifiasi dari Selatan berada
dalam iklim kompetisi dan insentif yang tak adil akibat kebijakan
diskriminatoris dan selektif yang diterapkan oleh AS dan Eropa.
[8] Dan sesuatu yang sampai saat ini merupakan
hal mendesak adalah penegakan tatanan internasional yang demokratik dan adil,
dan sebuah sistem perdagangan yang adil dan transparan di mana semua negara
akan berpartisipasi secara berdaulat dalam keputusan-keputusan yang
mempengaruhi mereka."
KEMBALI KE NEGERI BANTENG NEO-LIBERAL
Wanda Sykes bukan satu-satunya orang yang
menyadari bahwa baterai alat pengukur bualan yang digunakannya telah habis
setelah digunakan beberapa minggu terakhir ini. Ia telah menyatakan sentimen
kemarahan mayoritas rakyat di AS dan mungkin juga di seluruh dunia. Ketika
Presiden AS Bush tampil pada 24 September 2008 dalam pidatonya di televisi
untuk mendagangkan rencana penalangan korporasi yang terbesar sejak The
Great Depression, baterai mereka berubah dari yang tadinya penuh menjadi
kosong.
"Saya seorang yang mempercayai penuh
usaha yang bebas, jadi insting alamiah saya adalah menentang intervensi
pemerintah", tekan Bush kepada para pendengar yang skeptis. "Saya
percaya bahwa perusahaan yang mengambil keputusan buruk harus dibiarkan untuk
keluar dari bisnis."
Lalu datanglah kata yang dinantikan,
"TAPI".
"Dalam keadaan normal, saya akan menempuh
jalan ini. Tapi saat ini keadaan tidaklah normal. Pasar tidak berfungsi dengan
baik. Terdapat ketidak-percayaan yang meluas, dan sektor-sektor utama sistem
finansial Amerika beresiko harus dihentikan.
Pakar ekonomi top pemerintah memperingatkan
bahwa bila Kongres tidak segera mengambil langkah mendesak, Amerika dapat
terpelincir menuju kepanikan finansial dan akan berlakulah skenario darurat.”
Tapi pengalihan kerugian korporasi yang
milyaran dolar besarnya kepada masyarakat (sosialisasi) bukanlah di luar
praktek kapitalis "normal", melainkan salah satu sifat penting dari
kapitalisme abad ke-21. Meskipun seluruh ocehan sayap-kanan yang berideologikan
neoliberal menghendaki pengurangan intervensi pemerintah, di rumah kapitalisme
"pasar-bebas" sendiri proporsi pengeluaran negara terhadap produk
domestik bruto (PDB) telah meningkat dari 8.6% pada 1937 menjadi rata-rata 20%
dalam dekade terakhir. Proporsi pemasukan pajak terhadap PDB pun juga meningkat.
Kapitalisme modern benar-benar bersandar pada
sokongan dana publik - dan tidak hanya saat berada dalam krisis. Lihat saja
bagian yang didapat korporasi dari trilyunan dolar pembelanjaan publik untuk
persenjataan, pembuatan jalan raya dan infrastruktur lainnya. Lihatlah
subsidi-subsidi gemuk untuk perusahaan asuransi kesehatan swasta dan
agrobisnis. Omongan "pasar bebas" menutupi kenyataan bahwa telah
banyak dibelanjakan uang dari saku publik untuk memberikan potongan pajak bagi
perusahaan kaya dan tunjangan perusahaan, dana talangan hanyalah bagian dari
ini.
Kini, korporasi raksasa bahkan bergantung pada
semacam pajak atas upah untuk mengumpulkan kapital yang besar yang digunakan
untuk mengambil alih korporasi lainnya dan untuk menjadikan perusahaan itu
semakin raksasa. Mereka menggunakan dana pensiun kita untuk kepentingan ini
maupun untuk turut serta dalam spekulasi yang tak masuk akal yang kini menyapu
sebagian besar dana-dana tersebut. Anda pikir itu uang Anda, tapi mereka selalu
melihatnya sebagai milik mereka yang dapat dimainkan untuk menimbun lebih
banyak uang kotor.
Langkah yang rasional adalah mengakhiri
keserakahan yang menciptakan mimpi buruk ini. Bila kerugian bank harus
dialihkan ke publik (sosialisasi) maka keuntungannya pun harus dialihkan ke publik
dan trilyunan dolar uang tersebut harus digunakan untuk mengatasi kebutuhan
sosial dan lingkungan hidup yang mendesak. Ini bukan sekedar ide yang indah,
ini adalah hal yang harus dilakukan agar manusia dapat bertahan hidup.
*Sekretaris
Nasional dari Perspektif Sosialis Demokratik (DSP) dari
Australia.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Apakah Anda mengalami kesulitan keuangan atau Anda ingin memenuhi impian Anda dengan dana?
BalasHapusApakah Anda memerlukan pinjaman untuk melunasi tagihan Anda, Memulai atau memperluas bisnis Anda?
Apakah Anda mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dari Pemberi Pinjaman keras atau Bank karena tingginya biaya / persyaratan pinjaman?
Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk alasan yang sah?
Maka khawatir kami datang untuk menawarkan pinjaman kepada pelamar yang tertarik baik lokal maupun luar negeri tidak peduli jenis kelamin atau lokasi tetapi usia harus 18 tahun ke atas.
Kembali ke kami untuk negosiasi jumlah yang Anda butuhkan akan menjadi keputusan yang bijaksana.
JENIS PINJAMAN KAMI
Pinjaman ini dibuat untuk membantu klien kami secara finansial, dengan tujuan mengurangi beban keuangan. Untuk alasan apa pun, pelanggan dapat menemukan rencana pinjaman yang sesuai dari perusahaan kami yang memenuhi persyaratan keuangan.
Data pemohon:
1) Nama Lengkap:
2) Negara
3) Alamat:
4) Seks:
5) Bekerja:
6) Nomor Telepon:
7) Posisi saat ini di tempat kerja:
8 Penghasilan bulanan:
9) Jumlah pinjaman yang dibutuhkan:
10) Periode pinjaman:
11) Apakah Anda mendaftar sebelumnya:
12) Tanggal Lahir:
Hubungi perusahaan pinjaman Gloria S melalui email:
{gloriasloancompany@gmail.com} atau
Nomor WhatsApp: +1 (815) 427-9002
Salam Hormat