Kepada Seorang Asing
Orang asing yang
lewat! kau tak tahu betapa aku rindu
untuk bertemu denganmu,
Engkau pastilah
lelaki yang sedang kucari,
atau wanita yang sedang kucari
(menghampiriku
ibarat mimpi)
Aku yakin pernah
memiliki saat-saat bahagia denganmu
entah di mana.
Segalanya terkenang lagi
kala kita
saling berbagi,
mengalir, saling sayang, murni dan matang.
Engkau tumbuh
bersamaku, anak lelaki atau wanita
yang dulu
bersamaku. Aku makan dan tidur bersamamu,
tubuhmu bukan
hanya menjadi milikmu
pun tak
membiarkan tubuhku hanya menjadi milikku.
Engkau memberiku
keriangan matamu, wajahmu, kulitmu
saat kita
berpisah. Kau mengambil jenggotku,
dadaku, tanganku
tatkala kembali pulang.
Aku tak berbicara
padamu, aku memikirkanmu
sewaktu aku duduk
sendirian. Atau saat terjaga malam-malam
sendirian.
Aku menunggumu, aku tak
ragu aku
akan bertemu
kembali denganmu
aku bersaksi
bahwa aku tak kehilanganmu
Suara Hujan
Dan siapa
gerangan engkau? kataku pada hujan yang gugur lembut
Yang, sukar untuk
diceritakan, memberiku sebuah jawab,
begini kira-kira: Akulah Puisi
Bumi, kata suara hujan,
Kekal aku
memancar tak terasa dari tanah dan lautan tanpa dasar
Naik ke langit,
darimana, terbentuk samar-samar, semua berubah,
namun masih tetap
sama. Aku turun untuk membasuh kemarau,
zarah-zarah, debu
yang terbaring di bumi.
Dan tanpaku
segala yang ada di buana ini akan cuma benih,
tersembunyi, tak bisa lahir.
Dan selamanya, ketika
siang atau malam,
aku berikan
kembali kehidupan ke muasalku dan membuatnya
purna dan
jelita (Karna nyanyian, yang terbit dari tempat
kelahirannya,
setelah
penuh, akan berkelana
peduli atau tak
peduli,
dan mesti
kembali bersama cinta)
Selamat Tinggal Khayalku
Selamat
tinggal Khayalku!
Selamat
berpisah belahan jiwaku, kekasihku!
Aku pergi jauh,
aku tak tahu kemana,
Dan demi nasib
yang mana, atau apakah aku akan kembali melihatmu,
Maka selamat
tinggal Khayalku.
Kini buat
terakhir kali—biarkan aku sejenak menoleh ke belakang;
Bunyi tik tok jam
yang kian melemah berada dalam diriku,
Pergi, saat sore
hari, dan segera degup jantung ini akan berhenti.
Lama kita hidup
bersama, bahagia, saling menjaga
Betapa
menyenangkan!—tapi kini terpisah—Selamat tinggal Khayalku,
Namun biarkan aku
tak terlampau tergesa,
Sungguh lama kita
hidup bersama, tidur, saling merasuk,
berbaur jadi satu;
Lalu andai kita
mati, kita mati bersama, (ya, kita akan masih satu,)
Jika kita pergi
ke mana pun kita akan pergi bersama
untuk bersua
peristiwa-peristiwa,
Barangkali kita
akan menjadi semakin baik dan gembira,
dan belajar
sesuatu,
Barangkali justru
engkaulah kini yang memanduku
ke
nyanyian-nyanyian sejati (siapa tahu?)
Barangkali justru
engkaulah tombol maut yang menghancurkan,
menentukan—maka
kini akhirnya,
Selamat
tinggal—dan salam! Khayalku.
Kita Berdua, Berapa Lama Lagi Kita Pandir
Kita berdua,
berapa lama lagi kita pandir!,
Kini berubahlah,
bergegas kita melarikan diri sebagaimana Alam melarikan diri,
Kita adalah Alam,
telah lama kita mangkir, namun kini kita kembali,
Kita menjadi
tetumbuhan, batang-batang pohon, daun, akar-akar, kulit kayu
Kita berumah di
hamparan tanah, kita adalah batu-batu,
Kita adalah
pohon-pohon ek, kita tumbuh di dalam lubang yang berdampingan
Kita berkeliaran,
kita adalah dua dari kawanan ternak liar yang tumbuh alami,
Kita adalah dua
ikan yang berenangan bersama di samudra,
Kita adalah locust yang
tengah berbunga, kita menebar wangi ke sekitar jalan-jalan kecil
petang dan
pagi,
Kita juga
adalah kotoran bintang-binatang buas, sayur-sayuran, mineral-mineral,
Kita adalah
dua rajawali pemangsa, kita membubung ke atas dan memandang ke bawah,
Kita adalah
dua surya gemilang, kitalah yang mengatur perputaran dan pertunjukan
bintang kita
sendiri, kita laksana dua komet
Kita gigi taring
yang memburu dan empat kaki kita menjejak di kekayuan, kita melompat
menerkam mangsa,
Kita adalah dua
awan yang melintas tak putus-putus siang dan senja di atas kepala
Kita adalah
lautan yang berbaur, kita adalah dua dari ombak-ombak riang
yang saling
hempas satu sama lain, saling membasahi satu sama lain,
Kita adalah
atmosfer itu sendiri: transparan, pengertian, tertembus,
tak tertembus,
Kita adalah
salju, hujan, dingin, kegelapan, kita masing–masing adalah hasil
dan pengaruh bola
bumi
Kita telah
berputar dan berputar hingga kita tiba di rumah kembali, kita berdua,
Kita telah
menghindari kebebasan dan kegembiraan kita sendiri.
Aku Melihat di Louisiana Sebuah Pohon Ek Sedang Tumbuh
Aku melihat di
Louisiana sebuah pohon ek sedang tumbuh
Pohon ek itu
berdiri sendirian dan lumut bergantung berjuluran dari cecabangnya
Tanpa satu pun
teman pohon ek itu tumbuh di sana bertutur tentang keriangan daun-daun
yang hijau gelap
Dan pohon ek itu
tampak bersahaja, ramah, segar, membuatku berpikir ihwal diri sendiri
Namun aku takjub
bagaimana pohon ek itu bisa bertutur tentang keriangan daun-daun
berdiri sendirian
di sana tanpa teman mendekat, karna aku tahu aku pun tak bisa
Dan kupatahkan
sebatang ranting dengan sejumlah daun di atasnya dan sedikit lumut
yang berjalinan
mengelilingi ranting itu
Dan kubawa pergi
ranting itu, dan kuletakkan di tempat terbuka di kamarku
Ranting itu tak
perlu mengingatkanku pada sahabat-sahabat terkasihku sendiri
(Karena aku
percaya akhirnya kukira ranting itu cuma hal kecil dibanding mereka)
Tapi ranting itu
masih tinggal padaku sebagai tamsil aneh yang membuatku berpikir
tentang cinta
manusia;
Untuk semua itu,
dan meski pohon ek itu berkilau-kilauan di sana di Louisiana
sebatangkara di
ruang datar lebar
Bertutur tentang
keriangan daun-daun dalam seluruh hidupnya tanpa kekasih tanpa teman
Karna sungguh aku
tahu dengan baik, aku pun tak bisa.
Ada
Seorang Anak yang Terus Berkeliaran
Ada seorang anak yang terus berkeliaran saban
hari
Dan benda pertama yang dia pandang, benda itu
menjadi dirinya
Dan benda itu
menjadi bagian dari anak itu selama sehari atau beberapa saat
dalam sehari
Atau selama
beberapa tahun atau selama rentangan peredaran tahun-tahun.
Bunga-bunga lilac
yang baru mekar menjadi bagian dari anak itu,
Dan rumputan
dan megahnya pagi yang putih dan merah, dan bunga semanggi
yang putih
dan merah, dan nyanyian burung phoebe
Dan anak-anak
babi berusia tiga bulan, dan tahi induk babi yang merah muda
dan kegaduhan di
pekarangan atau di kubangan lumpur
pinggir kolam
Dan ikan-ikan
yang melayang-layang dengan aneh di kolam itu
dan paras
air yang ajaib dan jelita
Dan
tumbuhan-tumbuhan air dengan kepala-kepala mereka yang penuh berkah,
semuanya menjadi
bagian dari anak itu
Ladang kubis
berusia empat bulan dan lima bulan menjadi bagian
dari anak itu,
Biji-biji
kecambah musim dingin dan kemilau kuning ladang jagung itu, dan akar-akar
sayuran di kebun
itu
Dan pohon-pohon
apel yang dipenuhi oleh bunga-bunganya dan lalu oleh buah-buahnya
dan pohon arbei,
dan rumputan liar biasa di sepanjang jalan
Dan si pemabuk
tua yang terhuyung-huyung pulang ke rumahnya dari kedai minum
darimana tadi ia
terlambat bangun
Dan si ibu
guru yang lewat di jalan menuju ke sekolahnya
Dan bocah-bocah
lelaki bersahabat yang lewat, dan bocah-bocah lelaki yang cekcok
Dan gadis-gadis
yang rapi dan berpipi segar, dan bocah lelaki dan wanita negro
yang telanjang
kaki,
Dan segala
perubahan kota dan desa ke mana pun anak itu pergi.
Orang tuanya
sendiri, anak kecil itu dengan ayah dan ibu yang mengandungnya
dalam rahim dan melahirkannya,
Orang tua yang
memberi anak itu lebih dari yang mereka bisa,
Orang tua yang
memberinya saban hari, maka mereka pun menjadi bagian anak itu.
Ibunya di rumah
dengan anggun menghidangkan makanan di meja makan
Ibu dengan
kata-kata sejuk, topi dan gaun yang bersih, aroma yang sehat merebak
dari perempuan
itu sesehat baju yang dipakaianya ketika berjalan
Ayahnya, kuat,
percaya diri, jantan, pemarah, tak adil,
Pukulan,
kata-kata yang cepat keras, perintah yang ketat, keprigelan yang memikat,
Kebiasaan-kebiasaan
keluarga, bahasa, sahabat, perabotan rumah tangga,
hati yang angkuh
dan merindu,
Kasih sayang yang
tak bisa disangkal, kepekaan pada kenyataan, dan
pikiran yang
datang setelahnya yang ternyata tak nyata,
Keraguan-keraguan
saat siang dan keraguan-keraguan saat malam, rasa ingin tahu
apa dan
bagaimana,
Apa yang muncul
begitu itu memang begitu, atau apa segalanya bercahaya dan bernoda?
Perempuan dan
lelaki yang erat berdesakan di jalanan, apakah mereka tidak bercahaya
dan bernoda
sebagaimana tampaknya mereka?
Jalan-jalan itu
sendiri dan beranda-beranda rumah, dan hiasan-hiasan
di jendela,
Kendaraan-kendaraan,
dermaga-dermaga dengan papannya yang berat, penyebrangan
akbar kapal-kapal
Bayang-bayang,
lingkaran cahaya dan halimun, sinar yang jatuh ke atap-atap dan dinding
dinding putih
atau coklat sejauh dua mil
Sekunar di dekat
arus yang turun dan tertidur, kapal kecil dengan buritan yang eretannya
kian melamban
Ombak-ombak yang
bergegas bergulingan,tinggi-besar,dan puncaknya segera berpecahan
Dan lapis warna
awan-awan, dan sepotong awan panjang warna merah marun melayang
sendirian dengan
dirinya sendiri, kemurniannya meluas merentang tanpa gerak
Ujung akanan, burung-burung
gagak laut yang beterbangan, aroma garam rawa
dan lumut pantai,
Semua menjadi
bagian dari anak itu yang terus berkeliaran saban hari, dan yang kini
pergi, dan akan
selalu terus pergi saban hari.
Ode Untuk Diriku
1
Aku rayakan
diriku, dan kunyanyikan diriku
Dan apa yang
kupikul mesti kau pikul juga
Sebab setiap
zarah yang kupunya kau punya juga
Aku malas dan
kuundang jiwaku,
Aku kurus dan
malas saat mencermati dengan riang setangkai rumput tajam musim panas
Lidahku, setiap
zarah darahku, terbentuk dari tanah ini, udara
ini,
Lahir di sini
para moyang lahir di sini dari moyang yang sama, dan moyang
mereka sama
Aku, kini berusia
tiga puluh tujuh tahun di awal kesehatanku yang sempurna
Berharap tak akan
henti hingga mati
Kepercayaan-kepercayaan
dan sekolah-sekolah tertangguhkan
Kucecap sejenak
semuanya namun tak akan pernah terlupakan
Aku dermaga bagi
yang baik atau yang buruk, aku berkenan bicara pada setiap bahaya
Bertabiat tanpa
pedoman tapi dengan enerji asali.
2
Rumah-rumah dan
kamar-kamar penuh wewangian, rak-rak sesak
dengan wewangian
Aku bernafas
dengan bau diriku sendiri dan aku tahu itu dan aku suka itu
Penyulingan ini
mungkin meracuniku juga, tapi tak akan kubiarkan terjadi itu
Udara ini
bukanlah wewangian, udara ini tak punya penyulingan
udara ini tak
beraroma
Wewangian itu
untuk mulutku selamanya, aku jatuh cinta padanya
Aku akan pergi ke
sungai dekat hutan dan menjadi tak tersamar dan
telanjang,
Aku gila
wewangian dan kuingin ia bersintuhan denganku
Asap dari nafasku
sendiri
Gema-gema, riak-riak,
dengung bisikan-bisikan, akar-cinta, benang sutra, canggah dan
anggur
Nafas dan
ilhamku, degupan-degupan jantungku, aliran darahku
dan udara di
paru-paruku
Harum daun-daun
hijau dan daun-daun kering, dan harum pantai dan
batu-batu laut
yang berwarna hitam, dan jerami di gudang-gudang
Bunyi kata-kata
berserdawa dari suaraku sendiri yang meluput dalam pusaran
topan,
Ciuman-ciuman
cahaya yang sedikit, pelukan-pelukan yang sedikit, jangkauan di tangan,
Permainan kilauan
dan naungan pepohonan ketika cabang-cabangnya yang gemulai
melambai
Kegembiraan yang
sendirian atau di kehebohan jalanan, atau di sepanjang ladang-ladang
dan di tepi-tepi
perbukitan
Perasaan yang
segar, fajar penuh yang bergetar, nyanyianku ketika terbangun dari
ranjang dan
berjumpa matahari.
Sudahkah engkau
menghitung sebanyak seribu ha? Sudahkah engkau menghitung
jagad raya?
Sudahkah engkau
menghabiskan waktu untuk menelaah untuk membaca?
Sudahkah engkau
merasa begitu bangga karena menenggak makna sajak-sajak?
Berhentilah siang
ini dan malam ini bersamaku dan engkau mesti miliki muasal
segala sajak,
Engkau mesti
miliki kebaikan bumi dan matahari, (ada bermilyar matahari
yang pergi)
Engkau jangan
lagi mengambil segalanya dari tangan kedua atau ketiga, atau memandang
lewat mata
orang-orang mati, atau menyantap dari hantu-hantu dalam buku
Engkau jangan
lagi memandang lewat mata orang lain, atau mengambil segalanya dariku
Engkau mesti
menyimak dari segala sisi dan menyaring segalanya untuk dirimu sendiri
3
Aku telah mendengar
apa yang digunjingkan para penggunjing, pergunjingan ihwal awal
dan akhir
Tapi aku tak akan
menggunjingkan ihwal awal atau akhir
Tak akan pernah
ada lagi kelahiran selain saat ini
Tak akan pernah
ada lagi masa muda atau usia selain saat ini
Dan tak akan
pernah ada lagi kesempurnaan selain saat ini
Tak akan pernah
ada lagi surga atau neraka selain saat ini.
Hasrat dan hasrat
dan hasrat
Senantiasa
hasratlah yang bermunculan di dunia
Lepas dari
pertentangan yang remang adalah kemajuan yang seimbang, senantiasa berisi
dan bertambah,
senantiasa sex,
Senantiasa
rajutan identitas, senantiasa perbedaan, senantiasa pembiakan kehidupan.
Menjelaskan
semuanya tak berfaedah, gairah untuk mempelajari dan tak mempelajarinya
itu yang mesti
dipunya
Yakin bagai keyakinan
paling pasti, tegak lurus di antara yang tegak lurus, penopang
tiang-tiang,
Kukuh bagai kuda,
setia, angkuh, bergairah
Aku dan misteri
ini di sini kami berdiri
Jernih dan manis
begitulah jiwaku, dan jernih dan manis segala yang bukan
jiwaku,
Yang satu
kekurangan yang lain kekurangan, yang tak tampak dibuktikan yang tampak
Hingga yang
tampak jadi tak tampak dan menerima kenyataan yang sebaliknya
Tunjukkan yang
terbaik dan bagilah ia dari masa yang terburuk masa yang tersakit
Ketahuilah
kebugaran sempurna dan ketentraman segala hal, dan sementara mereka
bercengkrama aku
diam, dan pergi mandi dan mengagumi diriku sendiri,
Selamat datang
setiap sendi dan sifatku, dan selamat datang pada setiap manusia
yang jernih dan
berjiwa,
Tak seinci atau
sebutir pun yang tersembunyi, dan tak satu pun yang kurang dikenal
ketimbang lainnya
Aku puas—aku
melihat, menari, tertawa, bernyanyi;
Bagai berpelukan
dan kekasih yang tidur di ranjang bersisian denganku sepanjang
malam, dan pergi
ketika siang mulai mengintip
dengan langkah
diam-diam
Meninggalkan
keranjang-keranjang yang dipenuhi lap-lap putih yang merangkum
rumahku dalam
kepenuhannya
Mestikah aku
menunda penerimaan dan perwujudanku dan berteriak di kedua mataku,
Kemudian
teriakanku turun dari tatapan dan hilir mudik di jalanan,
Dan dengan segera
berhitung dan menunjukkan padaku satu sen
Persisnya nilai
dari satu dan persisnya nilai dari dua, dan yang manakah
yang lebih dulu?
4
Para pejalan dan
para penanya mengelilingiku,
Orang yang
kujumpa, pengaruhnya padaku di awal kehidupanku atau daerah
dan kota tempat
aku bermukim, atau bangsa
Pertemuan-pertemuan
terakhir, penemuan-penemuan, masyarakat-masyarakat, pengarang
lama dan baru
Makan malamku,
pakaian, hubungan-hubungan, penglihatan-penglihatan, pujian-pujian
Ketakacuhan yang
nyata atau khayal dari beberapa wanita atau pria yang kucinta
Kesakitan dari
salah seorang kerabatku atau diriku sendiri, atau sakit atau kehilangan
atau melarat,
atau keputusasaan-keputusasaan atau kemuliaan-kemuliaan,
Pertarungan-pertarungan,
horor perang saudara, demam berita-berita yang meragukan
peristiwa-peristiwa
yang menggelisahkan
Semuanya datang
padaku siang dan malam dan pergi lagi dariku
Namun semua itu
bukan Aku-nya diriku
Terpisah dari
tarikan dan helaan berdirilah apa adanya aku
Berdiri bingung,
puas, bergairah, malas, menyatu
Memandang ke
bawah, tegak, atau melipatkan tangan yang satu
ke tangan lainnya
Memandang dengan
kepala mencongak ke samping ingin tahu apa yang akan datang
Yang di dalam dan
di luar permainan dan menyimak dan takjub atas semuanya.
Ke belakang
kutengok hari-hari silamku sendiri dan aku berkeringat lewat kabut dengan
para ahli bahasa
dan para pendebat,
Aku tak punya
pendapat-pendapat atau ejekan-ejekan, aku menyaksikan dan menunggu.
5
Aku percaya
padamu jiwaku, tubuhku tak akan merendahkanmu
Dan engkau tak
akan merendahkan tubuhku
Bermalasanlah
bersamaku di rumputan, lepaskan yang tersekat di tenggorokanmu
Bukan kata-kata,
bukan musik atau syair yang kuinginkan, bukan adat atau ajaran, bukan
bahkan yang
terbaik dari semuanya
Hanya tidur yang
kuinginkan, senandung dari katup suaramu
Aku berpikir
bagaimana suatu saat kita terbaring bagai pagi musim panas yang transparan
Bagaimana engkau
meletakkan sirahmu melintangi pahaku dan dengan lembut bergantian
denganku
Dan menanggalkan
bajuku dari dadaku, dan mencelupkan lidahmu
ke setangkup
hatiku yang suwung
Dan meraihnya
hingga kau rasakan jenggotku, dan meraihnya hingga kau rasakan kakiku.
Bermekaran dengan
cepat dan meluas ke sekitarku kedamaian dan pengetahuan yang
dilalui segala
penjelasan tentang jagad raya
Dan aku tahu
bahwa tangan Tuhan adalah janji diriku sendiri
Dan aku tahu
bahwa ruh Tuhan adalah saudara diriku sendiri
Dan seluruh
lelaki yang pernah lahir adalah saudaraku, dan seluruh wanita
adalah
saudari-saudari dan kekasih-kekasihku
Dan bahwa alasan
penciptaan adalah cinta,
Dan yang tak
terbatas adalah harum daun-daun atau daun-daun yang berjatuhan
Dan semut-semut
coklat di dalam liang-liang kecil di bawah ladang-ladang
Dan
keropeng-keropeng lumut yang dipagari cacing, pinggul batu-batu, pohon murbai
dan ilalang liar
6
Seorang anak
bertanya Apakah rumputan itu? Menarikku dengan kedua tangannya
penuh
Bagaimana aku
bisa menjawab anak itu? Aku tak lebih tahu apakah rumputan itu
ketimbang anak
itu
Kukira rumputan
itu pastilah bendera dari karakterku, bendera dari harapan hijau
benang-benang
yang tertenun
Atau kukira
rumputan itu sapu tangan seorang Tuan,
Hadiah yang harum
dan kenangan yang ditandai, yang terjatuh
Menampilkan nama
pemiliknya di tiap sudutnya, yang mungkin kita lihat
dan simak, dan
berkata Siapakah?
Atau kukira
rumputan itu sendiri adalah seorang anak, bayi yang lahirkan
tetumbuhan
Atau kukira
rumputan itu hieroglif yang seragam
Dan penuh makna,
berkecambah baik di hamparan luas atau di hamparan sempit
Bertumbuhan di
antara orang-orang kulit hitam dan orang-orang kulit putih
Orang-orang Kanuck,Tuckaho,para
pejabat,para jelata, aku sama-sama mengasihi mereka
aku sama-sama
menerima mereka
Dan kini rumputan
itu terlihat olehku sebagai rambut tak terpotong dari kuburan-kuburan.
Dengan lembut aku
akan memanfaatkanmu duhai rumputan ikal
Barangkali engkau
berasal dari dada-dada pria muda
Barangkali jika
aku mengenal mereka aku akan mencintainya
Barangkali engkau
berasal dari orang tua, atau dari bocah-bocah cilik yang dengan sigap
direngkuh dari
pangkuan ibu-ibu mereka
Dan di sini
engkau menjadi pangkuan para ibu.
Rumputan ini
terlalu hitam untuk berasal dari kepala nenek-nenek yang memutih
Lebih hitam
ketimbang jenggot-jenggot tak berwarna dari kakek-kakek
Terlalu hitam
untuk berasal dari pangkal mulut-mulut dengan warna merah yang samar
O aku sudah tahu
begitu banyak apa yang diucapkan lidah-lidah
Dan aku tahu
ucapan-ucapan itu berasal dari pangkal mulut-mulut bukan tanpa maksud
Aku harap aku
bisa menterjemah isyarat-isyarat tentang arwah-arwah pria dan
wanita muda
Dan
isyarat-isyarat tentang lelaki tua dan para ibu, dan bocah-bocah cilik yang
direngkuh
dari pangkuan
mereka.
Apa yang kau
pikir tentang telah menjadi muda atau tua?
Dan apa yang
kaupikir tentang telah menjadi ibu dan anak?
Rumputan itu
hidup dan tumbuh di mana saja
Kecambah yang
paling kecil pun menunjukkan bahwa tak ada kematian yang nyata
Dan jika pun
pernah mati, rumputan itu akan memandu ke kehidupan selanjutnya
dan tak akan
menunggu sampai akhir untuk menawannya
Dan menghentikan
saat-saat kehidupan bermunculan
Segalanya pergi
ke dalam dan ke luar, tak ada satu pun yang musnah
Dan untuk mati
adalah sungguh berbeda dari yang diduga siapa pun, dan beruntunglah.
7
Sudahkah setiap
orang mengira betapa beruntungnya telah terlahir?
Aku bergegas
mengabarkan pada mereka bahwa lahir itu sama untungnya dengan mati,
dan aku tahu itu
Aku lalui maut
dengan kematian dan kelahiran dengan bayi yang baru dimandikan,
dan aku tak
mengandung apa yang ada antara topiku dan sepatuku
Dan selidikilah setiap
benda, tak ada dua benda yang sama dan setiap benda itu bagus
Bumi itu bagus
dan bintang-bintang itu bagus, dan anasir-anasirnya semua bagus
Aku bukanlah bumi
atau anasir dari bumi
Aku kekasih dan
sahabat manusia, semuanya kekal dan
tak tepermanai bagai
diriku
(Mereka tidak
tahu bagaimana kekal itu, namun aku tahu)
Setiap hal buat
dirinya dan miliknya sendiri, buatku aku lelaki sekaligus wanita
Buatku segala
yang dimiliki anak lelaki dan dara yang mencinta
Buatku pria yang
bangga dan merasa betapa busuknya
kerapuhan itu,
Buatku hati yang
manis dan wanita tua, buatku para ibu dan ibu
dari ibu
Buatku
bibir-bibir yang tersenyum, buatku mata yang menjadi lumbung airmata
Buatku anak dan
ayah dari anak itu
Telanjanglah!
Engkau tak berdosa padaku, tidak juga basi atau terbuang
Aku memandang
lewat kain sutra dan kain genggang
Dan aku
berkeliling, kukuh, gigih, tak kenal lelah, dan tak akan bisa
tergoyahkan.
8
Seorang bocah
terlelap di buaiannya,
Aku singkirkan
kabut tipis dan memandang lama sekali, dan diam-diam menghalau lalat
dengan tanganku
Seorang perjaka
dan dara bermuka merah menikung dari samping semak-semak bukit
Aku mengawasi
mereka dengan jeli dari puncak bukit
Orang yang bunuh
diri tergeletak dilantai sebak darah di dekat ranjang tidurnya
Aku menyaksikan
mayatnya dengan percik darah di rambutnya, aku mencatat di mana
pistolnya
terjerambab
Riuh-rendah di
jalanan, kereta-kereta yang lelah, derap telapak kaki, gunjingan
para pejalan
Omnibus yang
berat, para sopir dengan pertanyaan mereka yang hebat, dentangan
tapak-tapak kaki
kuda di lantai granit
Lungsuran-lungsuran
salju, dentingan, lelucon-lelucon seru, lemparan bola-bola salju
Sorak-sorai untuk
hal-hal yang amat disukai, kemarahan rakyat yang terbangun
Gundukan-gundukan
gorden kotor, lelaki sakit di samping bayi lahir di rumah sakit
Pertemuan
musuh-musuh, sumpah yang seketika, pukulan-pukulan dan kejatuhan
Kerumunan yang
bergairah, Pak polisi dengan bintangnya yang tergesa menyerukan
pesannya ke
tengah-tengah kerumunan
Batu-batu yang
tenang yang menerima dan memantulkan kembali aneka gema
Erangan orang
yang kelebihan makan atau setengah lapar yang jatuh pingsan atau marah
Teriakan-teriakan
wanita yang tiba-tiba menyeruak dan terburu pulang ke rumah
dan melahirkan
jabang bayinya
Pembicaraan yang
hidup atau terkubur senantiasa bergetar di sini, lolongan-lolongan
yang dibatasi
kepantasan
Penawanan para
perompak, sulapan, perzinahan yang dijajakan, penerimaan-penerimaan,
penolakan-penolakan
dengan bibir-bibir cembung,
Aku memikirkan
atau menunjukan atau memantulkan semuanya—aku datang dan pergi.
(Diterjemahkan oleh Tia Setiadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar