PRAHA
Di
atas selimut-selimut lebar ranjang-ranjang bunga
kaktus
Gotik mekar dengan tengkorak kerajaan
dan
di dalam rongga organ yang nestapa
di dalam rangkaian pipa-pipa timah,
lagu-lagu
lama terlupakan.
Peluru-peluru
meriam bagai benih-benih perang
yang
disebarkan angin.
Menara-menara
malam mengatas semua
dan
menembus kotak-kotak pepohonan kubah-kubah segar
kaisar
bodoh itu menyelinap pergi
ke
dalam kebun ajaib alat-alat penyulingannya
dan
menembus udara damai malam-malam mawar merah
mengeluarkan
bunyi denting dedaunan kaca
seakan-akan
kena sentuhan jari seorang alkemis
atau
angin.
Teropong
telah dibutakan rasa takut alam semesta
dan
mata luar biasa manusia ruang angkasa
telah
disedot maut.
Dan
ketika bulan menyimpan telur-telur di atas awan,
bintang-bintang
baru menetas tergesa-gesa seperti burung-burung
yang
terbang dari daerah-daerah lebih hitam,
menyanyikan
lagu-lagu nasib anak manusia ―
namun
tak seorang pun
yang
dapat memahami mereka.
Mendengar
riuh kebisuan,
di
atas permadani-permadani tipis seperti kain kafan kuno
kita
berjalan menuju masa depan yang gaib
dan
debu Yang Mulia Raja
melekap
ringan di atas tahta yang ditinggalkan.
Diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia oleh Cecep Syamsul Hari. Sumber: George Gibian (ed.),
The
Poetry of Jaroslav Seifert, North Haven: Catbird Press, 1998.
All
poems worldwide copyrights © Jaroslav Seifert. All rights reserved. All
Indonesian translation worldwide copyrights © Cecep Syamsul Hari. All rights
reserved.
Jaroslav
Seifert, lahir 23 September 1901 dan meninggal 10 Januari 1986, adalah seorang
penyair Ceko dan peraih penghargaan Nobel Kesusastraan 1984. Nobel Committee
(dikutip dari halaman belakang buku The Poetry of Jaroslav Seifert,
Catbird Press, 1998) menyebut puisi-puisi Jaroslav Seifert sebagai, “Endowed
with freshness, sensuality, and rich inventiveness, provides a liberating image
of indomitable spirit and versatility of man …. He conjures up another world
than that of tyranny and desolation – a world that exist both here and now …
one that exist in our dreams and our will and our heart”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar